16 Januari 2009

Mimpi Alisha

Tadi pagi, begitu bangun tidur, Alisha, puteriku 9 tahun, ngomong gini, "Ma..., aku mimpi ketemu Tuhan Yesus. Dia cakep banget. Suaranya lembuuuut sekali. Tuhan bilang, dua minggu lagi aku akan mati."

Wah..., yang namanya jantung jadi melompat bangun. Trus mulailah interogasi di pagi hari.

"Emang kakak di mana ketemu Tuhan ?"

"Aku dijemput malaikat Tuhan."

"Emang malaikat itu seperti apa sih ?"

"Dia tinggi sekali, Ma.. Bersinar terang. Aku bego lho nanya namanya. Dia bilang namanya Elisabeth."

"Loh Kak, malaikat itu laki-laki, tau.."

"Pokoknya gitu deh. Aku dibawa masuk pintu gerbang. Di kanan kirinya pintu gerbang ada malaikat yang jaga. Terus aku dibawa masuk, di sana ada Tuhan Yesus duduk di tahta, di kanan kiriNya ada malaikat. Malaikat yang bawa aku bilang, 'Tuhan, ini anakMu.' Trus Tuhan jawab, 'Terima kasih, kamu boleh bersitirahat." Terus Tuhan bilang ke aku,"Alisha anakku, dua minggu lagi kamu akan mati..' Aku takut, Ma.. aku langsung lari keluar dan kembali ke bumi.

Trus aku liat Uti ma Akung nangis, mama nangis semuanya sedih. Aku juga liat diriku di peti. Aku bisa liat aku dikuburkan. Terus semua ada pesta kesedihan.."

"Kebaktian penghiburan kali, kak.."

"Ya pokoknya gitu.."

Sampai di mobil berangkat sekolah, Alisha terus kepikiran tentang mimpinya. Walau kadang nyelutuk, dia lebih banyak diam dan berpikir.


Nah, yang namanya ortu, apalagi emak-emak, mana ada yang tenang denger anaknya cerita yang begituan. Sepanjang pagi yang ada bayang-bayangin gimana liat anaknya di peti mati. Nangis juga, berdoa juga, berantem juga ma suami yang kebetulan lagi ada di Jakarta tentang mimpi Alisha itu.


Tapi akhirnya muncul pemahaman ini :


Apa sih dalam hidup ini yang tidak dimiliki oleh TUHAN ?

Semua yang kita miliki, baik anak yang kita lahirkan, suami yang kita miliki, harta, kepandaian, kedudukan, keluarga besar, teman-teman, semua Tuhan yang punya.

Apa hak kita atas kehidupan mereka..? Bisakah kita menjaga mereka tetap utuh di tangan kita ?

Life is so fragile. Kita bisa kehilangan segala-galanya dalam hitungan detik, sewaktu-waktu...

Rasa memiliki yang sangat egois itu harus dihilangkan dari hati kita.


Kalaupun Alisha harus meninggal dua minggu lagi, aku percaya, dia pulang ke rumah impian setiap manusia. Dia akan bertemu dengan Seorang Pribadi yang menghiasi doa-doanya setiap hari. Entah saat ini rumahnya di sana sudah hampir selesai dibangun atau belum, tugasku untuk memelihara iman anak2ku dan mempersiapkan mereka jika sewaktu-waktu Tuhan menjemput mereka sendiri.


Bukankah itu tugas setiap orang tua ?